Hook/mata kail sudah dikenal orang sejak jaman dahulu, hal ini dapat dilihat bahwa pada jaman dahulu hook selalu dibawa orang yang melakukan perjalanan dan digunakan sebagai alat untuk mendapatkan ikan. Dahulu hook dibuat orang dengan menggunakan kayu, tulang belulang, gigi ikan paus dsb, kemudian dari bahan tersebut dibentuk dan diikat menggunakan tali sehingga menyerupai bentuk hook. Dari penjelasan diatas maka hook dapat didefinisikan sebagai salah satu alat yang terpenting dalam memancing ikan dan berfungsi untuk mengait ikan yang akan dipancing.
Bagian-bagian hook
Berikut adalah penjelasan dari tiap bagian hook :
a. Tip
Tip pada hook harus benar-benar tajam, supaya bisa hook up (ikan terkait mata kail) dengan sempurna.
b. Barb
Barb berfungsi agar hasil pancingan tidak mudah terlepas setelah hook up, tapi di beberapa tempat pemancingan melarang penggunaan hook yang memilki barb yang terlalu panjang, karena barb yang panjang dapat menyebabkan luka parah pada ikan yang terpancing.
c. Point
point terbentuk dengan cara stamping, cutting, grinding atau gabungan dari ketiga proses tersebut. Point merupakan bagian yang terpenting dari hook dan sangat berpengaruh pada saat hook up. Hook point dibedakan menjadi :
- Hollow point, misalnya : Chinu, Marusode
- Curved in point, misalnya : Tuna circle
- Dublin point, misalnya : O’Shaughnessy, Round bent sea
- Knife edge point, misalnya : Tuna hook, Beak hook
d. Gap
Lebar dan sempitnya gap dipengaruhi oleh bentuk bend serta ukuran hook. Umumnya gap yang lebar akan sangat berguna jika kita memancing dengan menggunakan umpan alami, karena ada kelebihan ruang diantara gap.
e. Throat
Dalam dan dangkalnya throat atau tenggorokan mata kail yang dipakai tergantung jenis ikan dan cara makan ikan yang dipancing.
f. Bend
Umumnya bentuk bend juga mempengaruhi kekuatan hook saat penetrasi dan hook up. Bentuk-bentuk bend dibedakan menjadi :
- Kirbed, misalnya : American Kirby, Tuna hook, Tuna circle
- Straight, misalnya : O’Shaughnessy, Sproat hook
- Reversed, misalnya : Beak hook, Bait holder
Sedangkan bentuk body pada bagian bend dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
- Regular, bentuknya bulat misalnya :Round bent sea, American Kirby
- Forged, dari bentuk bulat dipadatkan, dimana kekuatannya akan bertambah + 20% misalnya : O’Shaughnessy, Beak hook
g. Shank
Benuk shang dibedakan menjadi long shank (panjang) dan short shank (pendek). Umumnya shank yang panjang akan memudahkan pemancing dalam melepaskan hook dari mulut ikan, karena masih tersisa sedkit ruang untuk memegang shank. Umumnya untuk pemancingan dengan umpan hidup (mis : cacing) mata kail yang digunakan adalah yang memiliki slice (duri) pada bagian shank, yang berfungsi untuk mengikat umpan (agar umpan tidak mudah terlepas atau tergelincir ke bawah) contoh : Bait hoder, Okiami chinu.
h. Eye
Eye berfungsi sebagai tempat untuk memasang senar, kawat dan aksesoris memancing lainnya. Bentuk-bentuk eye dibedakan menjadi :
- Flat, misalnya : Chinu, Umitanago
- Hole in flat, misalnya : Tuna circle
- Ringed, misalnya : O’Shaughnessy
Jenis-jenis Ringed :
Metode penomoran mata kail didasarkan pada lebar mata pancing dan diameter batang pancing. Semakin kecil ukuran pancing semakin besar penomorannya. Ukuran 0 atau 1 adalah ukuran terbesar kail.
Sumber : fisherman’s workbook
(Sumber:iftfishing.com)
Bagian-bagian hook
Berikut adalah penjelasan dari tiap bagian hook :
a. Tip
Tip pada hook harus benar-benar tajam, supaya bisa hook up (ikan terkait mata kail) dengan sempurna.
b. Barb
Barb berfungsi agar hasil pancingan tidak mudah terlepas setelah hook up, tapi di beberapa tempat pemancingan melarang penggunaan hook yang memilki barb yang terlalu panjang, karena barb yang panjang dapat menyebabkan luka parah pada ikan yang terpancing.
c. Point
point terbentuk dengan cara stamping, cutting, grinding atau gabungan dari ketiga proses tersebut. Point merupakan bagian yang terpenting dari hook dan sangat berpengaruh pada saat hook up. Hook point dibedakan menjadi :
- Hollow point, misalnya : Chinu, Marusode
- Curved in point, misalnya : Tuna circle
- Dublin point, misalnya : O’Shaughnessy, Round bent sea
- Knife edge point, misalnya : Tuna hook, Beak hook
d. Gap
Lebar dan sempitnya gap dipengaruhi oleh bentuk bend serta ukuran hook. Umumnya gap yang lebar akan sangat berguna jika kita memancing dengan menggunakan umpan alami, karena ada kelebihan ruang diantara gap.
e. Throat
Dalam dan dangkalnya throat atau tenggorokan mata kail yang dipakai tergantung jenis ikan dan cara makan ikan yang dipancing.
f. Bend
Umumnya bentuk bend juga mempengaruhi kekuatan hook saat penetrasi dan hook up. Bentuk-bentuk bend dibedakan menjadi :
- Kirbed, misalnya : American Kirby, Tuna hook, Tuna circle
- Straight, misalnya : O’Shaughnessy, Sproat hook
- Reversed, misalnya : Beak hook, Bait holder
Sedangkan bentuk body pada bagian bend dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
- Regular, bentuknya bulat misalnya :Round bent sea, American Kirby
- Forged, dari bentuk bulat dipadatkan, dimana kekuatannya akan bertambah + 20% misalnya : O’Shaughnessy, Beak hook
g. Shank
Benuk shang dibedakan menjadi long shank (panjang) dan short shank (pendek). Umumnya shank yang panjang akan memudahkan pemancing dalam melepaskan hook dari mulut ikan, karena masih tersisa sedkit ruang untuk memegang shank. Umumnya untuk pemancingan dengan umpan hidup (mis : cacing) mata kail yang digunakan adalah yang memiliki slice (duri) pada bagian shank, yang berfungsi untuk mengikat umpan (agar umpan tidak mudah terlepas atau tergelincir ke bawah) contoh : Bait hoder, Okiami chinu.
h. Eye
Eye berfungsi sebagai tempat untuk memasang senar, kawat dan aksesoris memancing lainnya. Bentuk-bentuk eye dibedakan menjadi :
- Flat, misalnya : Chinu, Umitanago
- Hole in flat, misalnya : Tuna circle
- Ringed, misalnya : O’Shaughnessy
Jenis-jenis Ringed :
- Tapered eye, misalnya : Jig hook
- Ball eye, Misalnya : O’Shaughnessy
- Looped eye, misalnya : Double hook
Metode penomoran mata kail didasarkan pada lebar mata pancing dan diameter batang pancing. Semakin kecil ukuran pancing semakin besar penomorannya. Ukuran 0 atau 1 adalah ukuran terbesar kail.
Nomor kail | Celah ( mm ) | Diameter ( mm ) |
12 | 9,5 | 1,0 |
11 | 10,0 | 1,0 |
10 | 11,0 | 1,0 |
9 | 12,5 | 1,5 |
8 | 14,0 | 1,5 |
7 | 15,0 | 2,0 |
6 | 16,0 | 2,0 |
5 | 18,0 | 2,5 |
4 | 20,0 | 3,0 |
3 | 23,0 | 3,0 |
2 | 26,5 | 3,5 |
1 | 31,0 | 4,0 |
0 | 35,0 | 4,5 |
(Sumber:iftfishing.com)
0 komentar:
Posting Komentar